1. Islam Menganjurkan Ummatnya
Berketurunan
Islam sangat menganjurkan umatnya
untuk memiliki keturunan untuk dididik dengan baik sehingga mengisi alam
semesta ini dengan manusia yang shalih dan beriman.
Sejak dari memilih calon istri,
Rasulullah SAW mengisyaratkan untuk mendapatkan istri yang punya potensi
untuk memiliki anak.
|
Nikahilah wanita yang banyak anaknya
karena aku (Rasulullah SAW) berlomba dengan umat lainnya dalam banyaknya umat
pada hari qiyamat
(HR. Ahmad dan Ibnu Hibban).
Namun perintah memilih wanita yang subur
sebanding dengan perintah untuk memilih wanita yang shalihah dan baik keislamannya.
Dunia itu adalah kesenangan dan
sebaik-baik kesenangan adalah wanita yang shalihah.
Dalam hadits lain disebutkan :
Wanita itu dinikahi karena empat hal :
karena agamanya, nasabnya, hartanya dan kecantikannya. Maka perhatikanlah
agamanya kamu akan selamat.
Dalam pandangan Islam, anak merupakan
karunia dan rezeki sekaligus yang harus disyukuri dan disiapkan dengan
sebaik-baiknya.
Namun hal itu tidak berarti kerja orang
tua hanya sekedar memproduksi anak saja. Masih ada kewajiban lainnya terhadap
antara lain mendidiknya dan membekalinya dengan beragam ilmu dan hikmah.
Dan hendaklah takut kepada Allah
orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang
lemah, yang mereka khawatir terhadap mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka
bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar. (QS. An-Nisa : 9)
Selain menganjurkan memperbanyak anak,
Islam juga memerintahkan untuk memperhatikan kualitas pendidikan anak itu
sendiri.
Dan diantara metode untuk mengotimalkan
pendidikan anak adalah dengan mengatur jarak kelahiran anak. Hal ini penting
mengingat bila setiap tahun melahirkan anak, akan membuat sang ibu tidak punya
kesempatan untuk memberikan perhatian kepada anaknya. Bahkan bukan perhatian
yang berkurang, nutrisi dalam bentuk ASI yang sangat dibutuhkan pun akan
berkurang. Padahal secara alamiyah, seorang bayi idealnya menyusu kepada ibunya
selama dua tahun meski bukan sebuah kewajiban.
Dan Kami perintahkan kepada manusia
kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah
yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu
dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.(QS. Luqman : 14)
Inilah motivasi yang paling bisa
diterima oleh syariat berkaitan dengan pencegahan sementara atas kehamilan.
Sedangkan pencegahan kehamilan karena motivasi karena takut miskin atau takut
tidak mendapatkan rezeki akibat persaingan hidup yang semakin ketat, tidak bisa
diterima oleh Islam.
Karena ketakutan itu sama sekali tidak
berdasar dan hanya hembusan dan syetan atau oang-orang kafir yang tidak punya
iman di dalam dada.
Karena jauh sebelum bumi ini dihuni oleh
manusia, Allah sudah menyiapkan semua sarana penunjang kehidupan. Hewan dan
tumbuhan sudah disiapkan untuk menjadi rezeki bagi manusia. Allah sudah
menjamin ketersediaan makanan dan minuman serta semua sarana penunjang
kehidupan lainnya di bumi ini.
Dan tidak ada suatu binatang melata pun
di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya, dan Dia mengetahui tempat
berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya . Semuanya tertulis dalam Kitab
yang nyata
(QS. Huud : 6).
Dan berapa banyak binatang yang tidak
membawa rezkinya sendiri. Allah-lah yang memberi rezki kepadanya dan kepadamu
dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.(QS. Al-Ankabut : 60)
Sehingga membunuh anak karena motivasi
takut lapar dan tidak mendapat rizki adalah perkara yang diharamkan oleh Islam.
Dan janganlah kamu membunuh anak-anak
kamu karena takut kemiskinan, Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada
mereka(QS.
Al-An`am : 151)
No comments:
Post a Comment