1. Urgensi Jihad
Di tengah gemerlapnya kehidupan duniawi begitu banyak godaan dan tipuan yang dapat melepaskan seorang muslim dari agamanya secara sadar atau tidak. Mengapa, karena pada dasarnya Ad Diin sendiri bermakna kepatuhan dan ‘ibadat mengandung arti penghambaan. Berapa banyak masyarakat muslim saat ini terjebak kedalam Din-Din dan penghambaan kepada selain Allah SWT.
Penghambaan atau kecenderungan manusia kepada manusia lainnya dengan mengalahkan penghambaan dan kecenderungan manusia kepada tuhannya. Kecintaan manusia kepada materi yang menyebabkan cintanya tersebut lebih tinggi diatas segalanya bahkan mengalahkan kecintaan dia kepada Rabbnya. Karena sesungguhnya setiap Din akan menguasai setiap penghambanya. Di Sinilah pentingnya jihad bukan hanya menyadarkan kembali hakikat penghambaan namun juga menjadi tiang tegaknya peradaban manusia sesuai kaida-kaidah yang di ridhoi oleh Allah SWT. Dengan jihad juga membedakan manusia yang benar imannya dengan manusia yang imannya tergadaikah oleh dunia.
Dalam salah satu haditsnya Rasulullah bahkan menyatakan bahwa barangsiapa yang tidak ada niat berjihad di jalan Allah maka matinya berada dalam salah satu cabang kemunafikan.
Dengan jihad akan ada semangat perubahan menuju perbaikan. Karena sesungguhnya tak ada perubahan tanpa perjuangan. Terlebih lagi dengan kondisi ummat Islam yang sangat memprihatinkan dalam segala bidang kehidupannya, jihad menjadi obor semangat yang akan membawa perubahan mendasar berfikir, bersikap dan berbuat setiap muslim.
2. Adab Dalam Berjihad
Islam adalah agama akhlak. Islam mengatur kehidupan setiap muslim dari mulai pekerjaan yang kecil sampai yang besar, dari mulai masuk kamar mandi sampai mengatur negara. Semuanya mempunyai akhlak yang harus dipenuhi. Begitu pula dengan berjihad, terdapat adab-adab yang harus dipenuhi dalam melaksanakannya, diantaranya :
a. Menyeru kaum kafir untuk memeluk agama Islam sebelum memerangi mereka. Harus ada usaha memberikan pengertian dan pemahaman terhadap agama Islam secara benar agar mereka mau masuk kedalamnya. Apabila mereka menolak untuk masuk kedalam Islam, alternatif kedua adalah mereka diharuskan membayar jizyah atau upeti. Ketika mereka telah membayar jizyah maka tidak boleh sedikitpun hak-hak mereka sebagai manusia dikurangani atau bahkan dihapus. Mereka berhak menjalani kehidupan mereka bahkan agama mereka secara bebas. Namun ketika mereka tidak mau memilih Islam dan tidak mau membayar jizyah, barulah perang sebagai alternatif terakhir menjadi pilihannya.
b. Harus memenuhi dan menepati segala bentuk perjanjian yang terjadi antara kaum muslimin dengan kaum kafir.
c. Harus menjaga kehormatan darah manusia kecuali dengan alasan yang haq, menjaga darah kaum yang lemah sepeti anak-anak, wanita dan kaum renta.
d. Dilarang merusak atau menyakiti orang-orang yang telah terbunuh.
e. Dilarang melakukan perusakan, pembakaran, penebangan pohon, menyembelih hewan yang bukan untuk dimakan kecuali semua itu dilakukan untuk menghancurkan mentalitas musuh (Q.S Al Hasyr: 5)
3. Balasan Berjihad
Allah memberikan balasan kebaikan yang sangat istimewa terhadap orang-orang yang berjihad dijalan-Nya secara ikhlas. Sebagaimana dalam sabda rasulullah dalamperang Badr :
Perang Badar al-Kubra, Rasulullah saw. telah bersabda:“Bersegeralah (ke suatu tempat) yang di situ kalian (dapat) meraih surga yang luasnya seluas langit dan bumi.” Maka Umair bin al-Humam bertanya, ‘Apakah benar luasnya seluas langit dan bumi?’ ‘Ya’, jawab Rasulullah, seraya ‘Umair berkata, ‘wah, wah, wah (hebat sekali).’ Maka Rasulullah saw. Kemudian berkata, ‘Apa yang mendorongmu berkata ‘wah, wah, wah’? Jawabnya, ‘Karena aku berharap menjadi penghuninya’. Maka Rasulullah bersabda, ‘Kamu pasti menjadi penghuninya.’ Kemudian laki-laki itu memecahkan sarung pedang lalu mengeluarkan beberapa butir kurma. Memakannya sebagian dan membuang sisanya seraya berkata, ‘Apabila aku masih hidup sampai aku menghabiskan kurma tersebut maka kehidupan ini terlalu lama’. Bergegas ia maju ke baris depan, memerangi musuh (agama) hingga ia mati syahid.” (Shahih Muslim No. 1901, dan Tafsir Ibnu Katsir II/325)
Untuk masalah ini, dijelaskan dalam hadis Rasulullah saw. : “Barang siapa mati karena ia membela dirinya, maka ia mati syahid. Dan barang siapa yang mati disaat membela hartanya, maka ia syahid, dan barang siapa mati untuk membela kehormatannya, maka mereka syahid” (HR Bukhari jilid V hlm. 88, HR. Muslim No. 141)
4. Nasihat Bagi Ummat Islam
Jihad semestinya menjadi ruh bagi setiap gerak kehidupan setiap muslim. Dengan jihad, agama ini dimunculkan dan dengan jihad pula agama ini hanya akan tegak. Dari sinilah nanti akan terbentuk sebuah masyarakat Islam dan seterusnya akan terbentuk khilafah islamiyyah.
Penanaman jihad dengan segala aspeknya sesuai syariah hendaknya dilakukan oleh setiap da’I dimana saja mereka berada. Dan penanaman pemahaman yang terbaik adalah yang sesuai dengan sunnah Rasulullah dalam membina generasi bintang, generasi para sahabat. Pembinaan (tarbiyah) yang menyeluruh akan menempa diri setiap muslim menjadi manusia muslim yang memahami hakikat jihad dalam Islam dan mengobarkan semangat jihad sesuai tuntunan Rasulullah yang dapat menggetarkan musuh-musuh Islam.
Saudaraku, Perjuangan masih panjang. Jalan berliku penuh onak masih akan kita jumpai. Darah yang keluar dari sela-sela jari kita mungkin akan keluar dari dada kita. Luruskan dan rapatkan barisan. Bersihkan niat dari segala kekotoran. Bisa jadi, kita tak merasakan waktu yang kita citakan, tetapi tongkat estafet haruslah tetap berjalan. Perteguh iman, pertajam kesadaran..Perbanyak ‘perbekalan’… Jangan sampai kita kehabisan di tengah jalan.
Saudaraku, Kematian bukanlah kehinaan. Kematian adalah keindahan dan kemuliaan. Persiapkan diri agar bumi Allah ini mau menerima kita.
Al-Bukhary mentakhrij dari Abu Hurairah r.a, dia berkata, ‘Aku mendengar Nabi SAW bersabda, ‘Demi yang diriku ada di tangan-Nya, sekiranya tidak ada orang-orang Mukmin yang tidak suka jika aku meninggalkan mereka dan aku tidak mendapatkan apa yang kubebankan kepada mereka, tentu aku selalu ikut dalam pasukan perang fi sabilillah. Demi diriku yang ada di tangan-Nya, aku benar-benar suka terbunuh di jalan Allah, kemudian aku dihidupkan lagi, lalu aku terbunuh lagi, lalu dihidupkan lagi, terbunuh lalu dihidupkan lagi, lalu terbunuh.’
Terakhir ada dua kata kunci yang perlu diingat dalam melakukan perubahan ini, yang pertama adalah pembinaan (tarbiyah) sehingga akan memberikan pemahaman dan motivasi yang langgeng. Musthafa Masyhur pernah berkata, ”Tarbiyah bukan segalanya, tapi segalanya tidak ada tanpa tarbiyah.” Dan yang kedua adalah kerja keras dengan beramal, karena Allah hanya menilai amal dan usaha kita bukan hasil dari usaha kita.
No comments:
Post a Comment